Sejenak pagi ini aku terbangun di siang hari, ga seperti hari-hari sebelumnya. teringat hari ini tanggal 21 April, dan merupakan hari kelahiran RA. Kartini yang menjadi salah satu pelopor pejuang pergerakan emansipasi wanita.
Sering sekali warga negara ini memperbincangkan emansipasi, bahkan menuntutnya.
Emansipasi yang berkembang ke segalah arah. Menurut kebanyakan orang emansipasi wanita itu terwujud jika disegala posisi yang dikerjakan laki-laki juga di kerjai oleh wanita-wanita.
Sehingga tidak jarang kita liat pada waktu hari Kartini, banyak perempuan-perempuan disorot ditelevisi dengan pekerjaan mereka yang beragam.
Dari supir angkutan bus yang di lakukan oleh seorang wanita, penjaga pom bensin, dan menarik becak yang dilakukan oleh seorang wanita.
Saya menjadi heran aja, kenapa contoh-contoh emansipasi yang berkembang kearah pekerjaan-pekerjaan seperti itu. Apakah wanita indonesia ini mau diarahkan kearah pekerjaan-pekerjaan yang kasar seperti itu. Aku sih tidak menyalahkan jenis pekerjaan nya, cuma alangkah lebih baiknya contoh-contoh emansipasi disorot pada orang-orang yang betul-betul mengalami emansipasi yang dapat memotifasi wanita-wanita Indonesia kearah yang lebih baik.
Sering sekali warga negara ini memperbincangkan emansipasi, bahkan menuntutnya.
Emansipasi yang berkembang ke segalah arah. Menurut kebanyakan orang emansipasi wanita itu terwujud jika disegala posisi yang dikerjakan laki-laki juga di kerjai oleh wanita-wanita.
Sehingga tidak jarang kita liat pada waktu hari Kartini, banyak perempuan-perempuan disorot ditelevisi dengan pekerjaan mereka yang beragam.
Dari supir angkutan bus yang di lakukan oleh seorang wanita, penjaga pom bensin, dan menarik becak yang dilakukan oleh seorang wanita.
Saya menjadi heran aja, kenapa contoh-contoh emansipasi yang berkembang kearah pekerjaan-pekerjaan seperti itu. Apakah wanita indonesia ini mau diarahkan kearah pekerjaan-pekerjaan yang kasar seperti itu. Aku sih tidak menyalahkan jenis pekerjaan nya, cuma alangkah lebih baiknya contoh-contoh emansipasi disorot pada orang-orang yang betul-betul mengalami emansipasi yang dapat memotifasi wanita-wanita Indonesia kearah yang lebih baik.
Saya pernah bercerita-cerita dengan seorang wanita yang sangat saya kagumi. Topik kami mengenai emansipasi wanita, dan kebetulan dia baru saja membaca surat-surat RA. Kartini yang dijadikan sebuah buku dengan judul "Habis Gelap Terbitlah Terang". Dia tiba-tiba memberontak kepada saya.
"Bang, menurutku banyak orang saat ini tidak mengerti apa itu emansipasi wanita" kata nya.
Tiba-tiba aku menjadi bingung dan bertanya "kok bisa begitu?"
"Emansipasi yang berkembang sekarang itu, sepertinya emansipasi yang dituntut bukan karena perjuangan seorang wanita menjadi yang terbaik. atau lebih kepada permainan politik yang di politisasi oleh sebagian oknum. Bisa dikatakan emansipasi kebablasan" kata nya.
"Trus" kata ku.
"Mereka seakan tidak mengerti, emansipasi seperti apa yang diharapkan oleh seorang Kartini waktu dulu. Mereka seakan berjalan menuntut emansipasi dan mengangkat Kartini sebagai icon perjuangan emansipasi wanita.
Padahal mereka sendiri belum membaca bukunya RA. Kartini. Bagaimana mereka bisa mengerti emansipasi seperti apa sesungguhnya yang diharapkan oleh seorang Kartini dulunya". katanya.
"Lah, betul juga. AKu sendiri belum membaca buku Kartini itu. Padahal sejak kecil aku sudah diberitau mengenai buku itu dan judul nya.
Menurut mu bagaimana emansipasi itu?" kataku.
"Menurut buku Kartini yang ku baca ("Habis gelap Terbitlah Terang"), Kartini mengharapkan wanita-wanita yang ada ini menjadi cerdas. Karena dari seorang wanita lah lahirnya generasi-generasi penerus bangsa.
Sehingga ujung tombak menjadi cerdas atau tidak nya anak-anak itu, yah bergantung pada seorang wanita. Menurut ku itu lah emansipasi yang diharapkan dari seorang wanita untuk menjadi cerdas" katanya.
Terdiam aku beberapa saat mendengar kata-kata itu. Pola pemikiran emansipasi yang menjadi dasar terhadap pergerakan kaum wanita untuk menjadi cerdas.
Kata kunci dari perbincangan diatas adalah, "wanita menjadi ujung tombak terhadap pencerdasan generasi-generasi bangsa"
Mungkin media massa saat ini perlu memikirkan ulang ketika menyorot seorang wanita menjadi supir bus atau pekerjaan kasar lain nya.
Mungkin ada bagi orang lain kagum ketika melihat hal-hal seperti itu. Tetapi bagi saya pribadi, justru tidak melihat adanya emansipasi dari hal-hal seperti itu.
Bagaimanapun, wanita adalah tetap wanita.
Jadilah wanita yang cerdas, karena kecerdasan anak-anak bangsa ada ditangan wanita-wanita Indonesia.
Comments
Post a Comment